TUGAS
SIVASIDDHANTA II
‘’FUNGSI PELINGIH DI MERAJAN’’
Dosen Pengampu: I KETUT PASEK GUNAWAN,S.Pd.H
IHDN DENPASAR
OLEH:
NAMA : PUTU
KRIS JUNIARDI
NIM :
1O.1.1.1.1 3829
JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA HINDU
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA HINDU
SEMESTER : VII A
FAKULTAS
DHARMA ACARYA
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA HINDU
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2014
I.
PENDAHULUAN
Secara
etimologi, sanggah artinya tempat untuk melakukan upacara pemujaan. Pemrajan
berasal dari kata praja yang berarti masyarakat, keturunan, keluarga. kata
praja ini mendapatkan awalan “pa” dan akhiran “an” sehingga kata itu mengacu
pada tempat .jadi, sanggah pemerajan adalah tempat pemujaan
keluarga(keturunan). sanggah pemerajaan adalah suatu istilah,yang dilihat dari
konteks kata sesungguhnya tidak boleh dipisahkan.
Namum
sebutan tersebut di masyarakat sedikit dikacaukan. pengertian sanggah dan
pemerajan dipisahkan, sanggah merupakan bahasa kasar sedangkan pemerajan adalah
bahasa halus. padahal sesuai arti kata,sanggah pemerajan ini merupakan satu
kesatuan kata. menurut lontar siwagama, sanggah yang memiliki oleh satu
keluarga (satu keturunan) disebut kemulan atau mimitan.dalam perkembangan di
bali, kemulan ini adakalanya di perluas menjadi sanggah pemerajan. Jadi,
pokoknya adalah kamulan (mimitan) ditambah beberapa pelinggih lainnya sebagai
pasimpangan (persinggahan, baik yang berfungsi sebagai pemujaan leluhur maupun
sebagai pemujaan manifestasi Tuhan. Sehingga muncullah kemudian sanggah
pamrajan gede, yang juga berkembang menjadi prathiwi, paibon dan panti. Sanggah
pamrajan gede dibedakan seperti itu sesuai jumlah pendukung (pengempon),
sehingga palinggih-palinggihnya juga mengalami penyesuaian.
2.
PEMBAHASAN
Dadia Pasek Gel-gel merupakan salah
satu kelompok keturunan yang berkembang di Bali selain kelompok keturunan yang
lainnya. Dalam perkembangannya di Bali semaenjak kedatangan Mpu Kuturan semua
dari keturunan tersebut setiap keluarga memiliki sanggah kemulan dan berkembang
ke tingkat yang lebih besar kelompok keturunan (kawitan) tersebut selayaknya
memiliki Sanggah yang lebih besar/Pamerajan.
Fungsi Sanggah atau Pamerajan
berdasarkan keyakinan umat Hindu di Bali, Sanggah atau Pamerajan adalah
berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai
tempat suci untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa dan para Leluhur/Kawitan.
2. Sebagai
tempat berkumpul sanak keluarga dalam rangka mempererat tali persaudaraan di
lingkup keluarga.
3. Sebagai
tempat kegiatan sosial/pendididkan yang berkaitan dengan agama (Soeka, 1993:16)
Beberapa
pelinggih dalam Pemerajan Kawitan Dalem
Kramas yang terdapat di desa
1. Kemulan
Kemulan rong tiga :
Sanghyang Trimurti, Sanghyang Widhi dalam manifestasi sebagai Brahma – Wisnu –
Siwa atau disingkat Bhatara Hyang Guru.
2. Surya
Pelinggih Surya merupakan tempat lingga Stana Dewa
Suya yang dikenal dengan gelar Siwa Raditya. Fungsi dari pelinggih ini adalah
sebagai saksi agung dalam setaiap pelaksanaan upacara yang berlangsung di
Sanggah Pamrajan.
Mantra yang digunakan adalah
mantra yang sering digunakan pada saat melaksanakan persembahyangan kramaning
Sembah yaitu sembah yang ke Dua: “Om Aditya sya paramjyotir, Rakta Teja
namostute, Sweta pankaja madeastem, Bhaskara ya namah stute”
3. Pelinggih
Lebuh.
Pelinggih
lebuh berfungsi sebagai tempat untuk memuja yang memiliki pekarangan yang
ditempat tinggal dalam tataran niskala. Dewa yang dipuja di sini adalah Batara
Kala yang diundang dan dipanggil dari perempatan Agung. Di Bali seriang disebut
dengan “Sang Kita Kala Raja/Pangrurah
yang berfungsi sebagai manifestasi Bhatara Kala, pengatur kehidupan dan waktu.
4.
Candi Gelung
Candi Gelung atau Candi Kurung ini adalah candi
pemisah antara Madya Mandala dengan Uttama
Mandala. Juga berfungsi sebagai tempat keluar masuk krama pemedek dan
dalam lingkup Niskala adalah tempat keluar masuknya Ida Bhatara jika ditangkilkan ke suatu tempat. Misalnya
ke segara
5. Gedong
Pisempenan
Gedong pesimpenan ini berfungsi sebagai penyimpanan
pratima-pratima dan arca-arca Ida Bhatara.
6. Kawitan
Berfungsi
sebagai pemujaan terhadan leluhur (Ida Bhatara Dalam Kramas) yang merupakan pelestari
pratisentana keturunan dalam karmas sehingga berkembang sampai kehidupan
sekarang. Mantra untuk pelinggih Bhatara
Kawitan adalah “ Om brahma Wisnu Iswaram Dewam, Jiwatmanam Trilokanam, Sarwa
Jhagat Pratistanam, Shuda Klesa Winasanam”
7. Pesaren Sari
Pelinggih ini berfungsi sebagai
tempat bersinggahnya atau melinggihkan Ida Bhatara pada waktu diadakan Bhakti
Piodal di sanggah Merajan. Yaitu Ida Bhatara Trimurti. Mantranya sebagai
berikut : “Ong Ang Brahma atma ya namah, Ong Ung Wisnu antaratma yenamah,Ong
Mang Sri Prajapati yanamah swaha”.
8.
Majapahit
Pelinggih ini berfungsi sebagai
persinggahan Bhatara Majapahit, pelinggih ini juga disebut dengan pelinggih
Menjangan Saluang yang dipersonifikasikan sebagai Stana dari Mpu Kuturan. mengingat jasa-jasa beliau yang
meng-ajegkan Hindu di Bali.
9.
Taksu
Pelinggih Taksu berfungsi sebagai stana dari
kepercayaan umat hindu di Bali akan keberadaan kekuatan gaib yang bisa membantu
dan memberikan restu dalam kehidupan manusia menjalankan swadharmanya
masing-masing.
10. Bale
Gong dan Pesantian
Bale Gong dan Pesantian ini berfungsi untuk
menempatkan Gong dan juga sebagai tempat untuk metabuh serta pelaksanaan
ge-Gitaan yang mengiringi jalannya upacara.
11.
Pelinggih Kompyang ini adalah tempat untuk memuja
leluhur dalam wujud Purusa dan Pradana. Tempat ini juga tempat untuk menaruh
“sodaan”, persembahan berupa banten kepada leluhur yang telah menurunkan dan
melanjutkan keturunan kita yaitu kakek, nenek, buyut yang telah meninggal dan
mencapai tempat serta mencapai kualitas dewata.
Mantra untuk Kemulan
adalah “ Ong Dewa Dewi Try dewanam, Tri Murti Tri Linggamanem, Brahma Wisnu
maheswaram, Sarwa jagat jiwatmanam, Ong Guru rupam sadadnyanem, Guru pantaranam
dewam, Guru nama japet sada, Nasti-nasti ddine-dine, Ong Gung Guru paduka
bionamah swaha”.
12. Apit
Lawang
Dua pelinggih di jeroan ini yang bisa dijumpai
pertama kali saat memasuki jeroan adalah dua pelinggih yang terletak disebelah
kiri dan kanan yang merupakan stana Dewa Kala dengan Bhiseka jaga-jaga yang
bertugas sebagai penjaga di jeroan.
Mantra
untuk pelinggih ini adalah sama dengan pengastawan lebuh yang di depan pintu
gerbang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar