Rabu, 29 Januari 2014
Siwaratri
"
Dalam bentuk apapun bentuk Siva Lingam yang bisa ditemukan di BUMI
ini.,Pada hari keempatbelas dimalam bulan mati pada bulan palguna
(Januari-Februari) ,, Saat itu Deva Siva
, pemimpin para Deva akan hadir di dalam lingam tersebut . Oleh karena
itu,hari Siwaratri ini merupakan hari yang dicintai oleh Tuhan Sri Hari.
merajan
TUGAS
SIVASIDDHANTA II
‘’FUNGSI PELINGIH DI MERAJAN’’
Dosen Pengampu: I KETUT PASEK GUNAWAN,S.Pd.H
IHDN DENPASAR
OLEH:
NAMA : PUTU
KRIS JUNIARDI
NIM :
1O.1.1.1.1 3829
JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA HINDU
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA HINDU
SEMESTER : VII A
FAKULTAS
DHARMA ACARYA
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA HINDU
INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI
DENPASAR
2014
I.
PENDAHULUAN
Secara
etimologi, sanggah artinya tempat untuk melakukan upacara pemujaan. Pemrajan
berasal dari kata praja yang berarti masyarakat, keturunan, keluarga. kata
praja ini mendapatkan awalan “pa” dan akhiran “an” sehingga kata itu mengacu
pada tempat .jadi, sanggah pemerajan adalah tempat pemujaan
keluarga(keturunan). sanggah pemerajaan adalah suatu istilah,yang dilihat dari
konteks kata sesungguhnya tidak boleh dipisahkan.
Namum
sebutan tersebut di masyarakat sedikit dikacaukan. pengertian sanggah dan
pemerajan dipisahkan, sanggah merupakan bahasa kasar sedangkan pemerajan adalah
bahasa halus. padahal sesuai arti kata,sanggah pemerajan ini merupakan satu
kesatuan kata. menurut lontar siwagama, sanggah yang memiliki oleh satu
keluarga (satu keturunan) disebut kemulan atau mimitan.dalam perkembangan di
bali, kemulan ini adakalanya di perluas menjadi sanggah pemerajan. Jadi,
pokoknya adalah kamulan (mimitan) ditambah beberapa pelinggih lainnya sebagai
pasimpangan (persinggahan, baik yang berfungsi sebagai pemujaan leluhur maupun
sebagai pemujaan manifestasi Tuhan. Sehingga muncullah kemudian sanggah
pamrajan gede, yang juga berkembang menjadi prathiwi, paibon dan panti. Sanggah
pamrajan gede dibedakan seperti itu sesuai jumlah pendukung (pengempon),
sehingga palinggih-palinggihnya juga mengalami penyesuaian.
2.
PEMBAHASAN
Dadia Pasek Gel-gel merupakan salah
satu kelompok keturunan yang berkembang di Bali selain kelompok keturunan yang
lainnya. Dalam perkembangannya di Bali semaenjak kedatangan Mpu Kuturan semua
dari keturunan tersebut setiap keluarga memiliki sanggah kemulan dan berkembang
ke tingkat yang lebih besar kelompok keturunan (kawitan) tersebut selayaknya
memiliki Sanggah yang lebih besar/Pamerajan.
Fungsi Sanggah atau Pamerajan
berdasarkan keyakinan umat Hindu di Bali, Sanggah atau Pamerajan adalah
berfungsi sebagai berikut:
1. Sebagai
tempat suci untuk memuja Sang Hyang Widhi Wasa dan para Leluhur/Kawitan.
2. Sebagai
tempat berkumpul sanak keluarga dalam rangka mempererat tali persaudaraan di
lingkup keluarga.
3. Sebagai
tempat kegiatan sosial/pendididkan yang berkaitan dengan agama (Soeka, 1993:16)
Beberapa
pelinggih dalam Pemerajan Kawitan Dalem
Kramas yang terdapat di desa
1. Kemulan
Kemulan rong tiga :
Sanghyang Trimurti, Sanghyang Widhi dalam manifestasi sebagai Brahma – Wisnu –
Siwa atau disingkat Bhatara Hyang Guru.
2. Surya
Pelinggih Surya merupakan tempat lingga Stana Dewa
Suya yang dikenal dengan gelar Siwa Raditya. Fungsi dari pelinggih ini adalah
sebagai saksi agung dalam setaiap pelaksanaan upacara yang berlangsung di
Sanggah Pamrajan.
Mantra yang digunakan adalah
mantra yang sering digunakan pada saat melaksanakan persembahyangan kramaning
Sembah yaitu sembah yang ke Dua: “Om Aditya sya paramjyotir, Rakta Teja
namostute, Sweta pankaja madeastem, Bhaskara ya namah stute”
3. Pelinggih
Lebuh.
Pelinggih
lebuh berfungsi sebagai tempat untuk memuja yang memiliki pekarangan yang
ditempat tinggal dalam tataran niskala. Dewa yang dipuja di sini adalah Batara
Kala yang diundang dan dipanggil dari perempatan Agung. Di Bali seriang disebut
dengan “Sang Kita Kala Raja/Pangrurah
yang berfungsi sebagai manifestasi Bhatara Kala, pengatur kehidupan dan waktu.
4.
Candi Gelung
Candi Gelung atau Candi Kurung ini adalah candi
pemisah antara Madya Mandala dengan Uttama
Mandala. Juga berfungsi sebagai tempat keluar masuk krama pemedek dan
dalam lingkup Niskala adalah tempat keluar masuknya Ida Bhatara jika ditangkilkan ke suatu tempat. Misalnya
ke segara
5. Gedong
Pisempenan
Gedong pesimpenan ini berfungsi sebagai penyimpanan
pratima-pratima dan arca-arca Ida Bhatara.
6. Kawitan
Berfungsi
sebagai pemujaan terhadan leluhur (Ida Bhatara Dalam Kramas) yang merupakan pelestari
pratisentana keturunan dalam karmas sehingga berkembang sampai kehidupan
sekarang. Mantra untuk pelinggih Bhatara
Kawitan adalah “ Om brahma Wisnu Iswaram Dewam, Jiwatmanam Trilokanam, Sarwa
Jhagat Pratistanam, Shuda Klesa Winasanam”
7. Pesaren Sari
Pelinggih ini berfungsi sebagai
tempat bersinggahnya atau melinggihkan Ida Bhatara pada waktu diadakan Bhakti
Piodal di sanggah Merajan. Yaitu Ida Bhatara Trimurti. Mantranya sebagai
berikut : “Ong Ang Brahma atma ya namah, Ong Ung Wisnu antaratma yenamah,Ong
Mang Sri Prajapati yanamah swaha”.
8.
Majapahit
Pelinggih ini berfungsi sebagai
persinggahan Bhatara Majapahit, pelinggih ini juga disebut dengan pelinggih
Menjangan Saluang yang dipersonifikasikan sebagai Stana dari Mpu Kuturan. mengingat jasa-jasa beliau yang
meng-ajegkan Hindu di Bali.
9.
Taksu
Pelinggih Taksu berfungsi sebagai stana dari
kepercayaan umat hindu di Bali akan keberadaan kekuatan gaib yang bisa membantu
dan memberikan restu dalam kehidupan manusia menjalankan swadharmanya
masing-masing.
10. Bale
Gong dan Pesantian
Bale Gong dan Pesantian ini berfungsi untuk
menempatkan Gong dan juga sebagai tempat untuk metabuh serta pelaksanaan
ge-Gitaan yang mengiringi jalannya upacara.
11.
Pelinggih Kompyang ini adalah tempat untuk memuja
leluhur dalam wujud Purusa dan Pradana. Tempat ini juga tempat untuk menaruh
“sodaan”, persembahan berupa banten kepada leluhur yang telah menurunkan dan
melanjutkan keturunan kita yaitu kakek, nenek, buyut yang telah meninggal dan
mencapai tempat serta mencapai kualitas dewata.
Mantra untuk Kemulan
adalah “ Ong Dewa Dewi Try dewanam, Tri Murti Tri Linggamanem, Brahma Wisnu
maheswaram, Sarwa jagat jiwatmanam, Ong Guru rupam sadadnyanem, Guru pantaranam
dewam, Guru nama japet sada, Nasti-nasti ddine-dine, Ong Gung Guru paduka
bionamah swaha”.
12. Apit
Lawang
Dua pelinggih di jeroan ini yang bisa dijumpai
pertama kali saat memasuki jeroan adalah dua pelinggih yang terletak disebelah
kiri dan kanan yang merupakan stana Dewa Kala dengan Bhiseka jaga-jaga yang
bertugas sebagai penjaga di jeroan.
Mantra
untuk pelinggih ini adalah sama dengan pengastawan lebuh yang di depan pintu
gerbang
contoh proposal
APLIKASI METODE
DEMONSTRASI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI PEMBELAJARAN MANTRA SEMBAHYANG
AGAMA HINDU KELAS I, II DAN III SD NEGERI 1 SERIRIT
TAHUN PELAJARAN
2012/2013
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan
memegang peranan penting yang menyangkut kemajuan dan masa depan bangsa, tanpa
pendidikan yang baik mustahil suatu bangsa akan maju.
Berhasil atau tidak suatu pendidikan
dalam suatu negara salah satunya adalah karena guru. Guru mempunyai peranan
yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan anak didiknya. Dari sinilah
guru dituntut untuk dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya. Untuk dapat
mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Guru harus pandai memilih metode
yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan anak didik. Supaya anak didik merasa
senang dalam belajar.
Dalam proses belajar mengajar bukan hanya menyampaikan
ilmu pengetahuan saja, akan tetapi pemberian motivasi sangatlah penting karena
secara psikologis anak akan merasa senang apabila mereka diperhatikan. Salah
satu cara memberikan perhatian adalah dengan memotivasi.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memberikan
motivasi kepada anak didik diantaranya adalah memberi angka atau nilai.
Pemberian mulai dilakukan oleh guru ketika mereka selesai ulangan atau menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru. Cara ini merangsang anak untuk giat
belajar. Anak yang nilainya rendah, mereka akan termotivasi untuk meningkatkan
belajarnya dan anak yang nilainya bagus akan semakin giat dalam belajar.
Maka untuk meningkatkan aktivitas dan semangat belajar
diperlukan ketrampilan dan kreativitas guru dalam menyampaikan materi yaitu
dengan cara penggunaan metode yang tepat dan memotivasi.
Berpijak dari latar belakang di atas maka perlu kiranya
diadakan suatu penelitian pendidikan, dalam hal ini penulis akan mengangkat
suatu topik:
Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam
Meningkatkan Motivasi
Pembelajaran Mantra Sembahyang Agama Hindu Kelas I, II DAN III
SD NEGERI 1
SERIRIT Tahun Pelajaran 2012/2013.
B. Rumusan Masalah
Dari
uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan:
1. Apakah metode Demonstrasi
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas I, II dan III NEGERI 1 SERIRIT?
2. Bagaimana cara metode
Demonstrasi diterapkan sehingga dapat memotivasi belajar siswa kelas I, II dan
III SD NEGERI 1 SERIRIT?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
pada rumusan masalah di atas, maka penulis akan merumuskan penelitian ini
dengan tujuan sebagai berikut:
1.
Mempelajari apakah metode Demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
kelas I, II dan III SD NEGERI 1 SERIRIT.
2.
Mempelajari bagaimana metode Demonstrasi diterapkan sehingga dapat memotivasi
belajar siswa kelas I, II dan III SD NEGERI 1 SERIRIT.
D. Manfaat Penelitian
Hasil
dari penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam upaya
meningkatkan pembelajaran mata pelajaran pendidikan agama, khususnya pada KBM
mata pelajaran agama hindu di kelas I, II dan III SD NEGERI 1 SERIRIT. Adapun secara detail manfaat yang
diharapkan dari penelitian ini di antaranya adalah:
1.
Bagi lembaga (Sekolah)
Penerapan metode demonstrasi ini diharapkan menjadi
sumbangan pemikiran dan menjadi pijakan dasar untuk lembaga/sekolah dalam kaitannya
menentukan kurikulum dan memberikan kebijakan dalam pengajaran pendidikan
agama.
2.
Bagi guru
Penerapan metode ini, diharapkan dapat memberikan masukan
kepada para guru, khususnya guru pendidikan agama, agar tidak begitu otoriter
dan monoton dalam mengajar, dengan menggunakan metode demonstrasi dalam KBM di
kelas, guru pendidikan agama bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mempraktekkan segala materi Agama Hindu agar siswa betul-betul memahaminya dan
benar dalam pelaksanaan di kehidupan sehari-hari.
3.
Bagi siswa
Dengan metode Demonstrasi ini diharapkan siswa lebih
termotivasi dalam belajar. Terutama dalam pelajaran Agama Hindu yang memang
membutuhkan praktek dalam penerapannya.
4.
Bagi penulis
Memberi manfaat bagi peneliti dan menambah ilmu agama
sebagai bekal menjadi guru yang profesional kelak serta mengetahui sampai dimana kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran yang
telah disampaikan.
E. Hipotesa Tindakan
1.
Dengan penerapan metode demonstrasi maka motivasi belajar siswa kelas I, II dan III SD NEGERI 1 SERIRIT akan
meningkat.
2.
Dengan menerapkan metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas hasil
pembelajaran Agama Hindu siswa kelas I, II dan III SD NEGERI 1 SERIRIT.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Motivasi Belajar
1. Pengertian motivasi belajar
dan macam-macam motivasi
Kata
“Motif’ diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. “Motif” dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai seuatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan). Berawal dari kata “Motif” maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan dirasa sangat
mendesak.
Tugas
guru adalah membangkitkan motivasi anak, sehingga ia mau melakukan belajar.
Motivasi dapat tumbuh dari dalam diri individu. (instrinsik) dan dapat
pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya (eksternal).
a.
Motivasi Instrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri
individu sendiri tanpa ada paksaan dan dorongan dari orang lain, tetapi atas
kemauan sendiri. Dalam belajar terkandung tujuan menambah pengetahuan.
“Intrinsic motivations are inherent in the learning situation and meet pupil
need and purposes”.
b.
Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat
pengaruh dari luar diri individu. Apakah karena adanya ajakan, suruhan, paksaan
dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu atau belajar.
Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, guru hendaknya
berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan
motivasi ekstrinsik dalam rangka menumbuhkan motivasi intrinsik.
1.
Kompetisi (persaingan, guru berusaha menciptakan persaingan diantara siswanya
untuk meningkatkan prestasi belajar)
2. Pace
making, pada awal KBM guru hendaknya menyampaikan trik pada siswa.
3. Tujuan yang jelas untuk mencapai
pembelajaran
4. Mengadakan penilaian/tes, pada umumnya siswa
mau belajar dengan tujuan mendapat nilai yang baik (Muh Uzer Usman: 1989,
24-25)
2. Teori Motivasi
Menurut
seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yakni motivasi itu
mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:
1) Kebutuhan fisiologis
2) Kebutuhan akan keamanan
3) Kebutuhan akan cinta kasih
4) Kebutuhan untuk mewujudkan
diri sendiri
Tingkat
yang di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi
yang di bawahnya.
3. Bentuk-Bentuk Motivasi
Di
dalam kegiatan belajar mengajar peranan
motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan.
Ada
beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah:
1) Memberikan angka / nilai
2) Memberikan hadiah
3) Terdapat saingan /
kompetisi
4) Ego-involment
5) Memberi ulangan
6) Mengetahui hasil
7) Memberi pujian
8) Memberi hukuman
9) Hasrat untuk belajar
10) Minat
B. Pengertian Metode
Demonstrasi
Dalam pola pendidikan modern seperti telah diuraikan di
atas tampak jelas bahwa murid dipandang sebagai titik pusat sebagai prose
terjadinya proses belajar. Siswa sebagai subjek yang berkembang melalui
pengalaman belajar. Guru lebih berperan sebagai fasilitator dan motivator
belajar siswa membantu dan memberikan kemudahan agar murid mendapatkan
pengalaman belajar yang sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuannya sehingga terjadilah suatu interaksi aktif. Siswa
belajar sedangkan guru mengelola sumber-sumber belajar guna memberikan
pengalaman belajar kepada siswa. Dala proses belajar mengajar demikian agar
membuahkan hasil sebagaimana diharapkan, maka baik siswa maupun guru perlu
memiliki sikap, kemampuan dan ketrampilan yang mendukung proses belajar
mengajar tersebut, untuk mencapai tujuan tertentu.
Metode
Demonstrasi yaitu metode pengajaran dimana guru atau orang lain sengaja diminta
atau murid sendiri memperlihatkan kepada seluruh kelas suatu proses. Sedangkan
metode eksperimen adalah metode pengajaran dimana guru dan murid bersama-sama mengerjakan sesuatu sebagai latihan
praktis dari apa yang diketahui. Sedangkan Drs. Imansyah Alipandie dalam bukunya “Didaktik Metodik
Pendidikan Umum” menjalaskan metode demonstrasi adalah suatu metode
mengajar yang dilakukan oleh guru atau seseorang lainnya dengan memperlihatkan
kepada seluruh kelas tentang suatu proses atau suatu cara melakukan sesuatu.
Kelebihan
dan kelemahan metode Demonstrasi
· Kelebihan Metode Demonstrasi:
1.
Siswa dapat menghayati dengan sepenuh hati mengenai pelajaran yang diberikan.
2.
Perhatian anak dapat terpusat pada hal penting yang di demonstrasikan.
3.
Mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan dari apa yang diterangkan guru
secara lisan maupum tulisan karena siswa memperoleh gambaran melalui pengamatan
langsung perhadap suatu proses.
4.
Masalah yang mungkin timbul dalam hati siswa dapat langsung terjawab.
· Kelemahan metode demonstrasi adalah
sebagai berikut:
1.
Apabila sarana peralatan kurang memadai, tidak sesuai dengan kebutuhan atau
tidak bisa diamati dengan jelas oleh para siswa, maka metode ini kurang efektif
.
2.
Tidak semua hal dapat didemonstrasikan didalam kelas.
Sedangkan kelemahan Guru tidak mampu mengontrol sejauh
mana siswa memahami uraiannya.
(Dra. Roestyah: 1991, 138)
Oleh karena itu untuk mengatasi kelemahan tersebut di
samping menggunakan metode Demonstrasi, penulis juga menggunakan motivasi
pembelajaran.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Setting Penelitian
SD
NEGERI 1 SERIRIT terus melakukan upaya-upaya pengembangan dan
penyempurnaan guna menciptakan suasana kondusif terhadap
pembelajaran. Dalam usianya yang ke 11 tahun (berdiri tahun 2002), sekolah ini
telah memiliki hampir semua sumber daya pendidikan yang dipergunakan. Sarana
prasarana tersedia cukup lengkap, tenaga
pendidiknya mengajar sesuai dengan latar belakang pendidiknya dan kualifikasi
sarjana S1. Kurikulum yang digunakan adalah
kurikulum KTSP yang di perkaya dengan kurikulum lokal guna
menghasilkan lulusan yang berkepribadian Hindu.
·
Sumber Daya Pendidik
1. Tenaga pendidik
sudah mengajar sesuai dengan latar belakang akademik.
2. Lingkungan sekolah yang
asri, luas dan bersih sangat
kondusif terhadap pembelajaran.
3. Manajemen berbasis sekolah
(MBS), sehingga dukungan masyarakat sampai baik.
B. Rencana Tindakan
1. Perencanaan Tindakan
Dalam
tahap ini, peneliti membuat rencana tindakan
dalam rangka untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, yang mencakup:
1. Lokasi
penelitian adalah SD
Negeri 1 Seririt
2.
Kegiatan penelitian dilakukan pada 7 Januari sampai dengan 7 Februari 2013
3. Subyek
yang terlibat adalah observer
4. Penelitian ini
dilakukan sebanyak 4 siklus
5. Obyek
sekaligus Subyek dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah siswa-siswi kelas I, II dan III SD Negeri 1 Seririt
6. Desain tindakan adalah
model Kurt Lewin, yaitu meliputi empat komponen: rencana (planning), tindakan
(acting), pengamatan (observing) dan refleksi berdasarkan hasil pengamatan dan
tindakan (reflecting).
7. Alat dan tehnik pengumpulan
data adalah sebagai berikut:
a. Alat yang digunakan:
Program Tahunan, Program Semester, Silabus, Rancangan/Skenario Pembelajaran,
dan Instrumen.
b. Tehnik pengumpulan data:
Tehnik Observasi dan dokumentasi
2. Implementasi Tindakan
Setelah
semua prosedur awal tersebut
dilaksanakan, maka peneliti tinggal menerapkannya di dalam kelas sesuai dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat. Disini peneliti akan menjabarkan hasil
penelitian selama 4 kali tatap muka
Pertemuan I
I. Tahap Awal
§ Salam
Pembuka
§ Perkenalan
dengan siswa dengan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan kedatangan
peneliti pada sekolah
§ Absensi
II. Tahap Inti
§ Peneliti
mengadakan apersepsi terhadap murid.
§ Peneliti
menerangkan materi materi tentang sembahyang.
§ Peneliti memberikan instruksi tentang
penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
III. Tahap Akhir
§ Peneliti
menyuruh menyimpulkan penjelasan dari peneliti secara tertulis.
§ Memberikan
contoh atau demonstrasi dan motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan serta
paham akan sujud syukur.
§ Peneliti membenarkan kesimpulan dan
menambah kesimpulan yang telah disebutkan
§ Berdoa
dan salam penutup
Pertemuan II
I. Tahap Awal
§ Salam
Pembuka
§ Memberikan review pelajaran terdahulu
§ Mengecek tugas / hafalan yang telah
diberikan sebelumnya
II. Tahap Inti
§ Peneliti
mengadakan apersepsi terhadap murid.
§ Peneliti menerangkan materi sembahyang.
§ Peneliti memberikan instruksi tentang
penugasan yang akan dilakukan dan akan dibahas pada pertemuan selanjutnya
III. Tahap Akhir
§ Peneliti
menyuruh menyimpulkan penjelasan dari peneliti secara tertulis.
§ Memberikan
contoh atau demonstrasi dan motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan serta
paham akan sembahyang.
§ Peneliti
membenarkan kesimpulan dan menambah kesimpulan yang telah disebutkan
§ Berdoa
dan salam penutup
Pertemuan III
I. Tahap Awal
§ Salam
pembuka
§ Mengulas
kembali dan mencoba menanyakan materi yang terdahulu.
II. Tahap Inti
§ Peneliti
menjelaskan materi tentang peragaan atau demonstrasi sembahyang.
§ Melakukan
demonstrasi di kelas.
§ Menyimpulkan
materi yang telah disampaikan.
III. Tahap Akhir
§ Peneliti
memberikan tugas menghafal mantra sembahyang Agama Hindu
§ Do’a
bersama dan salam penutup
Pertemuan IV
I. Tahap Awal
§ Salam
pembuka
§ Review
dan feedback dari materi yang lalu
II. Tahap inti
§ Peneliti menjelaskan materi tentang tiga
kerangka dasar agama hindu
§ Peneliti memberikan tugas kepada siswa untuk
menyebutkan tiga kerangka dasar agama hindu
§ Menyimpulkan
semua informasi yang telah diterima.
III. Tahap akhir
§ Peneliti
memberikan motivasi kepada Peserta Didik agar tetap berusaha untuk terus
berlatih bagaimana supaya mereka mampu menguasai materi pendidikan Agama Hindu.
§ Memberikan
contoh atau demonstrasi dan motivasi agar senantiasa mudah melaksanakan serta
paham akan tiga kerangka dasar agama Hindu.
§ Peneliti
melakukan pamitan untuk perpisahan
§ Do’a bersama dan salam penutup.
3. Observasi dan Interpretasi
Observasi
atau pengamatan ini berlangsung pada saat proses demonstrasi yang meliputi:
v Aktivitas
guru di kelas dalam proses pembelajaran Agama Hindu dengan menerapkan metode
demonstrasi memudahkan guru dalam memahamkan serta memotivasi siswa untuk lebih
aktif dalam mengemukakan pendapatnya, karena setiap selesai praktek peneliti
selalu melakukan evaluasi terlebih dahulu sehingga memberi kesempatan siswa
untuk menanyakan segala permasalahan yang belum mereka pahami, terutama masalah
mantra sembahyang Agama Hindu. Dengan begitu peneliti (guru praktikan) akan
mudah mengetahui sejauh mana pemahaman anak-anak terhadap materi tersebut.
v Aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mengajar sangat antusias sekali, apalagi dengan
diterapkannya metode demonstrasi yang dilanjutkan dengan tanya jawab sebagai
evaluasi bagi mereka. Dengan demikian kelas menjadi aktif dan tidak vakum.
4. Analisis dan Refleksi
Dari
pelaksanaan metode demonstrasi yang dikembangkan diperoleh kekurangan dan
kelebihan antara lain:
Ø Kekurangan
1. Siswa
belum terbiasa dengan metode demonstrasi.
2. Siswa
masih malu untuk praktek di dalam pelajaran Agama Hindu.
Ø Kelebihan
1. Lebih mudah memahami mata
pelajaran Agama Hindu.
2. Lebih praktis dalam
belajar.
C. Siklus Penelitian
1. Siklus Pertama
a. Rencana Tindakan Siklus I
Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan
optimal, peneliti menerapkan metode demonstrasi sebagai metode yang dapat
melibatkan antara guru dan siswa dan dapat berperan aktif dalam proses kegiatan
belajar-mengajar. Karena jika hanya menggunakan metode-metode klasik seperti
metode ceramah ataupun yang lainnya dirasakan kurang tepat jika diterapkan
dalam pembelajaran Pendidikan Agama Hindu pada kelas I, II dan III SD Negeri 1
Seririt.
Siklus ini terdiri dari satu pokok bahasan, yaitu bab Sembahyang
(2 X 40 menit dengan 4 kali pertemuan). Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi
pada siklus I, peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan
yaitu:
a. Membuat rencana pembelajaran.
b. Membagi materi BAB I (Sembahyang) menjadi
6 bagian, yaitu:
1) Bait
pertama
2) Bait
kedua
3) Bait
ketiga
4) Bait
keempat
5) Bait kelima
6) Bait keenam
c. Peneliti membagai siswa kelas I, II dan
III SD Negeri 1 Seririt, menjadi beberapa kelompok sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok dengan cara menggunakan
metode observasi.
d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian
peneliti mengambil alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Siklus I
Setelah diputuskan menggunakan metode
demonstrasi siswa kelas I,
II dan III SD Negeri 1 Seririt maka tahapan pembelajaran sesuai dengan
tahapan dalam metode demonstrasi. Proses pembelajarannya berlangsung selama 2 X 40 menit, yang
meliputi:
Pertemuan I : 2 X 40 menit
1. Tahap Awal
a. Salam pembuka (Om Swastyastu.)
b. Sembahyang dengan
topik bahasan.
c. Presensi dan memberikan apersepsi
kepada siswa.
2. Tahap Inti
Pre Activity
a. Peneliti/ guru memberikan stimulus
materi BAB I (Sembahyang)
b. Peneliti/guru membagi siswa menjadi 5
kelompok.
c. Peneliti/guru memberi tugas kepada
masing-masing kelompok.
Apersepsi
a. Peneliti/guru memberikan instruksi untuk
membaca dan menghafal tiap bait dari mantra sembahyang dan kramaning sembah
dalam sikap serta menulisnya dalam waktu beberapa menit. Kemudian dilanjutkan
dengan praktek yang disesuaikan dengan materi BAB I serta mempresentasikannya.
b. Peneliti/guru mengatur
jalannya demonstrasi.
c. Peneliti/guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun yang
lainnya.
Penutup
a. Peneliti/guru mengevaluasi hasil
kinerja siswa selama demonstrasi.
b. Peneliti/guru meluruskan permasalahan
dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang ada.
3. Tahap Akhir
a. Peneliti/guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya.
b. Peneliti/guru memberikan motivasi-motivasi
agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
c. Peneliti/guru memberikan informasi
mengenai bahasan selanjutnya.
d. Peneliti/guru memberi tugas untuk menulis
kembali mantra sembahyang.
e. Peneliti/guru
menutup pertemuan/salam penutup.
Pertemuan II : 4 X 40 menit
1. Tahap Awal
a. Salam pembuka (Om Swastyastu.)
b. Sembahyang sesuai dengan
topik bahasan.
c. Presensi siswa.
d. Peneliti/guru
mengadakan tes untuk hafalan siswa.
e. Peneliti/guru menjelaskan secara singkat
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.
2. Tahap Inti
Whilst Activity
a. Peneliti/guru
memberikan kesempatan kepada kelompok yang belum presentasi.
b. Peneliti/guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam
bentuk menyanggah ataupun yang lainnya.
c. Peneliti/guru
membuka session untuk tanya jawab dengan para siswa.
d.
Peneliti/ guru mengatu jalannya diskusi.
Post Activity
a. Peneliti/guru
meluruskan permasalahan dan memberikan feed back yang tepat atas
permasalahan yang ada.
b. Peneliti/guru
mengevaluasi hasil kinerja siswa selama proses belajar-mengajar.
c.
Peneliti/guru menjelaskan secara detail materi BAB I.
3. Tahap Akhir
a. Peneliti/guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
b. Peneliti/guru
menyuruh kepada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
c. Peneliti/guru
memberikan motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan
belajarnya.
d. Peneliti/ guru menutup
pertemuan/salam penutup.
c. Observasi Siklus I
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti di sini
selain bertindak sebagai guru, peneliti juga bertindak sebagai observer yang
mencatat lembar pengamatan pada lembar observasi prilaku siswa. Hasil pengamatan
pada tahap I, kegiatan siswa sudah cukup bagus, siswa terlihat lebih antusias
dalam memperhatikan pelajaran, karena pelajaran yang didapatkan akan lebih
menyenangkan dari biasanya.
Memasuki tahapan II, siswa lebih antusias dan lebih aktif
dalam belajarnya, hal ini terlihat dari kegiatan siswa dalam proses
pembelajaran. Mayoritas siswa dapat menghafal mantra sembahyang serta
bersemangat dalam mendemonstrasikannya. Namun ada sebagian kecil siswa yang
sedikit dapat menghafal sembahyang dan siswa sangat aktif untuk bertanya.
Setelah siswa mendapatkan metode demonstrasi, siswa diberi
soal test formatif untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa dalam menerima
pelajaran yang telah disampaikan. (lampiran nilai)
d. Refeleksi Siklus I
Tujuan peneliti menerapkan metode demonstrasi semula adalah
untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, agar metode-metode pembelajaran
Pendidikan Agama Hindu dapat dirasakan efektif oleh siswa. Khususnya pada kelas
I, II dan III SD. Negeri
1 Seririt, yang mana hal ini tidak terlepas dari kebiasaan siswa dalam belajar
yang dialaminya selama ini. Untuk menyikapi kenyataan diatas, maka diambil
langkah-langkah:
1. Memperhatikan peningkatan
siswa yang berminat menulis tiap bait mantra sembahyang serta hafalan
bacaan-bacaannya, maka perlu diberikan metode demonstrasi yang lebih efektif
dan efisien, yaitu dimulai dengan tahapan demonstrasi untuk membaca terlebih
dahulu.
2. Sebagian kecil siswa yang
kurang hafal mantra sembahyang dan do’a masih merasa kesulitan untuk membaca,
menulis, maka harus diberikan waktu tersendiri untuk melakukan demonstrasi.
2. Siklus Kedua
a. Rencana Tindakan Siklus II
Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran,
peneliti memilih menggunakan metodr demonstrasi yang nantinya akan melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Hindu.
Sebelum pelaksanaan metode demonstrasi pada siklus II,
peneliti melakukan perencanaan melalui beberapa tahap persiapan yaitu:
a. Membuat rencana pembelajaran.
b. Membagi materi BAB III (Sembahyang)
menjadi 3 bagian, yaitu:
1) Pengertian, dan fungsi Sembahyang
2) Bunyi dan tulisan mantra sembahyang.
3) Pengertian, dan fungsi do’a.
c. Peneliti/ guru membagai siswa kelas
II-1 menjadi 3 kelompok sekaligus memberi tugas masing-masing kelompok..
d. Setelah pembentukan kelompok, kemudian
peneliti mengambila alat observasi guna mengetahui keantusiasan dan keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Siklus II
Dengan tetap menggunakan metode
demonstrasi maka tahapan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Pertemuan I : 2 X 40 menit
1. Tahap Awal
a. Salam pembuka (Om Swastyastu.)
b. Sembahyang sesuai
dengan topik bahasan...
c. Presensi siswa.
d. Peneliti/ guru
mengadakan tes untuk hafalan siswa.
e. Peneliti/ guru menjeaskan secara singkat
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.
2. Tahap Inti
Pre Activity
a. Peneliti/ guru memberikan stimulus
materi BAB II (Mantra Sembahyang)
b. Peneliti/ guru membagi siswa menjadi 3
kelompok.
c. Peneliti/ guru memberi tugas kepada
masing-masing kelompok.
Whilst Activity
a. Peneliti/ guru memberikan instruksi
untuk membaca dan menghafal mantra-mantra sembahyang dalam waktu beberapa
menit. Kemudian dilanjutkan dengan diskusi yang disesuaikan dengan materi BAB
II serta mempresentasikannya.
b. Peneliti/ guru mengatur jalannya diskusi.
c. Peneliti/ guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun
yang lainnya.
Post Activity
a. Peneliti/ guru mengevaluasi hasil
kinerja siswa selama proses belajar-mengajar.
b. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan
dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang ada.
3. Tahap Akhir
a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
b. Peneliti/ guru memberikan
motivasi-motivasi agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
c. Peneliti/ guru memberikan informasi
mengenai bahasan selanjutnya.
d. Peneliti/ guru memberikan tugas untuk menulis
kembali bait-bait mantra sembahyang.
e. Peneliti/ guru
menutup pertemuan/ salam penutup.
Pertemuan II : 2 X 40 menit
1. Tahap Awal
a. Salam pembuka (Om Swastyastu.)
b. Sembahyang sesuai
dengan topik bahasan.
c. Presensi siswa.
d. Peneliti/ guru
mengadakan tes untuk hafalan siswa.
e. Peneliti/ guru menjelaskan secara singkat
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa sebagai hasil belajar.
2. Tahap Inti
Pre Activity
Peneliti/ guru memberikan pertanyaan-pertanyaan seputar
materi sebelumnya.
Whilst Activity
a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan
kepada kelompok yang belum presentasi.
b. Peneliti/ guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengajukan pendapatnya, baik dalam bentuk menyanggah ataupun
yang lainnya.
c. Peneliti/ guru membuka session untuk
tanya jawab dengan para siswa.
Post Activity
a. Peneliti/ guru meluruskan permasalahan
dan memberikan feed back yang tepat atas permasalahan yang ada.
b. Peneliti/ gruru mengevaluasi hasil
kinerja siswa selama proses belajar-mengajar.
c. Peneliti/ guru
menjelaskan secara detail materi BAB II.
3. Tahap Akhir
a. Peneliti/ guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
b. Peneliti/ guru memberikan motivasi-motivasi
agar para siswa bisa lebih meningkatkan belajarnya.
c. Peneliti/ guru
menutup pertemuan/ salam penutup.
c. Observasi Siklus II
Setelah diadakan perbaikan-perbaikan terhadap hasil yang
didapat pada siklus I. kegiatan siswa dalam proses belajar-mengajar lebih bagus
lagi, karena ada kemajuan bagi kelompok yang belum presentasi. Dari hasil
pengamatan, diperoleh bahwa siswa cukup antusias dalam mengikuti kegiatan
belajar-mengajar, dan siswa bertambah aktif untuk bertanya. Dan juga siswa
mengalami peningkatan dalam ketepatan dan kecepatan menghafal bait-bait mantra
sembahyang.
Dalam peningkatan prestasi belajar siswa yang merupakan
hasil akhir dari pembelajaran metode demonstrasi, yaitu dapat dilihat pada
hasil nilai akhir ulangan harian siswa.
d. Refleksi Siklus II
Dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung dengan
menggunakan metode demonstrasi, maka tujuan pembelajaran yaitu untuk dapat
mengatasi kesulitan belajar siswa dan siswa untuk lebih aktif, kreatif dalam
proses belajar-mengajar.
Dari hasil observasi pada siklus II, maka langkah yang akan
diambil:
a.
Pemahaman dan ketaatan siswa menunjukkan bahwa metode demonstrasi harus terus
diterapkan kepada siswa untuk lebih mudah dimengerti secara mendalam makna yang
terkandung dalam materi yang disampaikan.
b.
Menjaga agar kualitas belajar yang sudah berjalan berkembang lebih baik dan
tetap terpelihara.
D. Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang lebih akurat, maka peneliti
melakukan perekaman data adapun teknik yang dilakukan adalah dengan membuat
catatan berdasakan perkembangan siswa setelah pembelajaran dengan metode
Demonstrasi
Sedangkan untuk mengetahui perkembangan siswa dan untuk
mengetahui efektivitas penerapan metode Demonstrasi, terhadap metode belajar
siswa maka, sebelum melanjutkan materi, peneliti memberikan waktu 10-15 menit
untuk tanya jawab tentang materi yang telah diajarkan sehingga hal ini
memudahkan peneliti memahami efektivitas penggunaan metode Demonstrasi dan
Tanya jawab terhadap pengajaran Agama Hindu tentang mantra sembahyang.
Dalam penelitian ini akan digunakan beberapa cara/teknik
pengumpulan data selama proses penelitian yaitu:
1.
Obeservasi
Observasi/pengamatan
ini dilaksanakan oleh peneliti ketika peneliti mengajar di kelas, dengan
menggunakan metode Demonstrasi dan Tanya jawab. Sehingga peneliti memperoleh
gambaran suasana kelas dan peniliti dapat menentukan metode Demonstrasi dan
Tanya jawabyang lebih baik pada pertmuan berikutnya.
2.
Interview/wawancara
Menurut
Suharsimi Arikunto “Metode interview sering disebut juga dengan
wawancara/kuesioner lesan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara” (Suharsimi Arikunto, 1991:126)
3.
Pengamatan partisipatif
Cara
ini digunakan peneliti agar data yang diinginkan dapat diperoleh sesuai dengan
yang dimaksud peneliti. Partisipatif maksudnya adalah peneliti terlibat
langsung dan aktif dalam mengumpulkan data yang diinginkan. Kadang-kadang
peneliti juga menguraikan obyek yang diteliti untuk melaksanakan tindakan yang
mengarah pada data yang ingin diperoleh peneliti.
1. Indikator Kinerja
Penelitian yang dilaksanakan 4 kali pertemuan
sudah cukup digunakan untuk penelitian tindakan kelas. Penelitian ini mengambil
topik tentang Aplikasi Metode Demonstrasi Dalam Meningkatkan Motivasi
Pembelajaran Mantra Sembahyang Agama Hindu Kelas I, II DAN III
SD NEGERI 1
SERIRIT Tahun Pelajaran 2012/2013.
Maksudnya adalah dengan menggunakan metode Demonstrasi
dan Tanya jawab dalam proses belajar mengajar siswa akan lebih giat belajar
baik belajar di sekolah ataupun belajar di rumah. Serta bersemangat dalam
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru atau sebaliknya, siswa akan
malas dan tidak bersemangat. Di sini indikator yang ditentukan selama
penelitian menerapkan metode Demonstrasi ini adalah bahwa sebagian besar siswa
memperhatikan dengan sungguh-sungguh karena mereka ingin menjawab pertanyaan
yang akan peneliti ajukan. setelah penjelasan materi selesai dan mereka juga
belajar di rumah. Itu terlihat ketika peneliti memberikan pertanyaan tentang
materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Bahri, Syaiful, Drs., dkk. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta : 2002.
Imansjah Alipandie, 1984. Detaktik
Metode Pendidikan Umum. Usaha Nasional, Surabaya.
Wiana, Ketut. (2005). Doa
Sehari-Hari: Menurut Hindu. Denpasar: PT Pustaka Manikgeni. Hal. 26 – 48.
Langganan:
Postingan (Atom)